Monday, December 31, 2007

Si Kancil, Saksi Hidup Seroja Bumi Timor Lorosae

Pre Interview
Wisma Seroja, Bekasi
Jumat 14 Desember 2007
Pukul 15.30 – 17.30 WIB

Sebuah kisah prajurit dari Kesatuan 408, Infantri Angkatan Darat yang mengalami cacat serius saat berhadapan dengan Vretilin dan pasukan elit Portugis, Tropaz. Kaki kirinya putus saat terkena ranjau, dan dada kanannya ditembus oleh peluru Get Min milik Vretilin.

Sebut saja Si Kancil, Ia diturunkan di Timor Timur tanggal 23 Maret 1976 untuk merebut Landasan Udara Baukau. Ketika itu ia berusia 22 tahun. Dengan tinggi badan 161 cm dan berat 49 kg, prajurit ini dikenal dengan panggilan “Si Kancil”. Memang, sebuah postur yang kurang ideal untuk seorang prajurit barisan depan, namun berkat kecerdikannya itulah ia mampu lolos dari maut yang selalu membayanginya selama berada di medan tempur.

Dengan lantang dan sesekali tertawa, Bp. Kancil menceritakan beberapa kejadian menarik yang pernah ia alami selama berada di bumi Timor Lorosae. Berikut kisah-kisahnya ;

± Kronologi hilangnya kaki kiri

Ketika itu saya tergabung dalam Tim Combat (Comando Batalion). Di satu waktu saya dan anggota regu Combat lainnya harus berlari menuju kapal yang siap mengangkut kami menuju sektor timur. Di sebuah perbukitan angin bertiup kencang. Deru suara mesin kapal mengiringi langkah kami. Derap sepatu Cheko menjadi lantunan irama sebagai pertanda kegagahan kami.

Tak lama kemudian suara derap sepatu sudah tak terdengar lagi, hanya suara mesin kapal yang semakin keras, kami sudah berada di atas kapal. Baru saja menghela nafas panjang, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara rentetan senapan yang silih berganti. Dari kejauhan tampak dua kelompok sedang beradu tembak. Karena jumlahnya tak seimbang, salah satu kelompok terjepit. Kelompok itu adalah teman kami yang hendak menuju kapal.

Melihat kejadian itu saya beserta tim Combat lainnya bergegas untuk membantu mereka. Kaki-kaki kami pun menolak dari kapal, mencoba menyelamatkan teman-teman kami dari jepitan tentara vretilin.

Setelah melalui pertempuran sengit, vretilin berhasil dipukul mundur. Satu diantaranya kami tawan. Dalam kelelahan, kami pun beranjak menuju kapal. Dalam perjalanan menuju kapal, tiba-tiba salah seorang dari kami menginjak sebuah ranjau. Dengan dahsyatnya ledakan itu berhasil melukai dan membubarkan tim kami. Sungguh nahas bagi saya, ketika seluruh pasukan sibuk berlarian menyelamatkan diri, saya malah terguling dari tebing dan terpisah dari rombongan dengan satu kaki, senjata yang rusak, dan tanpa perbekalan.

± Dua hari terpisah dari regu?(TC 01 : 18 : 00)

Setelah terguling dari tebing akibat ledakan ranjau, saya terpisah dari tim Combat. Tidak ada tanda-tanda datangnya bantuan. Dengan sekuat tenaga saya mencoba untuk bertahan hidup. Ditengah perjuanganku melawan rasa sakit, tiba-tiba saya dikejutkan oleh sesosok tubuh yang berada tidak jauh dariku. Diam-diam saya amati sosok itu, ternyata dia adalah seorang vretilin yang ikut menjadi korban ledakan ranjau. Saya tahu karena ia pun kehilangan salah satu kakinya. Saking dendamnya, langsung saja saya meraih senapan untuk menembaknya, namun sayang senjata yang saya bawa rusak. Bertepatan dengan itu, dia melihat ke arah saya dengan mengacungkan senjatanya seakan siap menghukum mati saya, tapi lucunya senjata dia pun rusak. Ingin hati saling membunuh namun saya dan dia tidak berdaya. Mau tidak mau, kami pun ngobrol dan tak jarang beradu mulut.

Selama dua hari itu saya hanya memakan batang pohon pisang. Sedangkan untuk minum, saya terpaksa menggunakan kaus kaki saya untuk menyerap air (mungkin getah) yang ada di dalam pohon pisang. Cara saya ini rupanya dituruti oleh vretilin itu. Bahkan bukan hanya cara makan saja yang dia turuti, disaat saya menangis pun dia ikut menangis.

Setelah beberapa malam saya lewati, akhirnya penantian itu datang juga. Rasa keputusasaan ini pun akhirnya berakhir ketika teman saya berhasil menemukan tubuh ini tergeletak di bawah pohon pisang.

± Mengintai di mata air

Ditengah daerah operasi, ada sebuah sumber mata air. Mata air ini layaknya sebuah oasis di gurun pasir. Baik tentara Indonesia maupun Vretilin selalu mengambil air di tempat ini. Memang suatu kondisi yang aneh, di mana dua kubu yang berlawanan harus mengambil air ditempat yang sama. Untuk memanfaatkan situasi seperti ini, saya bersama 4 teman memiliki inisiatif untuk melakukan pengintaian di mata air tersebut menunggu datangnya pasukan vretilin yang akan mengambil air. Tim disebar menjadi dua kelompok dengan maksud untuk melakukan pengintaian dari dua arah.

Tak ada suara lagi di situ, hanya suara tetesan air yang terdengar. Tak lama kemudian keheninganpun terpecah disaat terdengar suara plung..plung.. yang ternyata adalah suara bambu untuk mengambil air. Kami terus memperhatikan ke tempat suara itu berasal, layaknya seorang pemburu yang mengintai binatang buruannya. Pengintaian kami pun tidak sia-sia ketika enam orang pasukan vretilin terlihat tepat berada di mata air. Empat orang mengambil air dan sisanya mengawasi.

Kami pun saling memberi kode, maka dengan satu gerakan tangan kami melepas tembakan ke arah mereka. Kami sempat mendapat perlawanan dari mereka. Namun nampaknya mereka tidak mengetahui posisi kami, sehingga tak perlu memakan banyak waktu bagi kami untuk menghabisi mereka. Kami berhasil menembak mati empat tentara vretilin sedangkan dua tentara lainnya berhasil melarikan diri ke daerah TBO (tempat bantuan operasi = semacam pos keamanan rakyat).
Tak mau kehilangan buruan, saya pun langsung berlari menuju TBO, di sana saya menanyakan kepada orang yang bertugas di pos tersebut, “Kamu lihat vretilin kabur ke arah sini?”. “Ya”, jawab seorang petugas yang berada di pos tersebut. “Lalu, mengapa tidak kamu tembak?”. Dengan rasa takut ia menjawab, “Maaf saya telah membiarkan mereka lolos, karena mereka adalah kakak dan ayah saya”. Tiba-tiba saja saya termenung seiring dengan berubahnya warna mata air menjadi merah.

± Kabut Desa kutulawu

Adalah sebuah desa terpencil yang setiap malam dipenuhi kabut. Desa ini sangat dingin. Ada seorang kawan yang berkata kepada saya, “Mas, orang-orang vretelin bisa bikin kabut ya…” spontan akupun tertawa lepas. Bayangkan ketika perang gerilya saat kabut tebal? (BISA DIEKSPLORE)

± Serangan dadakan di tengah sarapan Lanud Baukau

Setelah mendapat kiriman sambel kacang, saya dan teman-teman pun istirahat disamping bivak yang telah kami gali masing-masing. Saat kami menikmati makan dengan sedikit bercanda, tiba-tiba kami mendapat serangan dari pasukan elit Tropaz*. Jarak kami tidak terlalu jauh. Demi menyelamatkan nyawa, kami semua segera berlindung di masing-masing bivak. Dengan bengisnya, para Tropaz terus memberondong kami. Sambil berlindung, saya berusaha mencari dari mana arah tembakannya. Akhirnya, saya mendapatkan posisi mereka, saya segera merayap keluar bivak melalui got suling besi menuju arah samping dengan membawa senajata AK. Saat merayap ransel yang berada di punggung sempat tersangkut di dalam got yang membuat saya tidak bisa bergerak. Saya sempat panik saat itu, dengan susah payah saya mencoba meraih pisau sangkur yang berada di pinggang saya yang akan saya gunakan untuk memotong tali ransel. Setelah berhasil terlepas dari jeratan suling besi, saya kembali merayap menuju arah samping mereka.

Dengan amunisi penuh dari jarak sekitar 40 m saya memberondong keempat vretilin itu dari arah samping. Kali ini, tak ada satupun vretilin yang saya biarkan lolos. Kurang dari satu menit, mereka langsung terhempas darahpun bercipratan membasahi genting gereja didekatnya. Dalam kejadian itu satu teman saya Triyono tewas.

+ Sang teman menjadi Letkol dan Sopir Bus

Bagi sebagian teman yang beruntung (tidak cacat perang) berkesempatan untuk terus aktif di tubuh TNI. Seperti dialami teman saya Letkol Pardi, yang sekarang bertugas di Kodam Ringdam. Dia adalah teman seperjuangan saya mulai dari pendidikan dan sama-sama berangkat ke Timor Timur. Berbeda dengan teman saya yang lainnya, Aji, kini ia menjadi seorang sopir bus Lorena.

* Tropaz adalah pasukan elit Portugis yang dipersenjatai lengkap. Berbadan tinggi besar dengan wajah dipenuhi brewok. Sangat ahli menembak di atas kuda. Banyak tentara kita yang nyalinya sempat ciut ketika harus berhadapan dengan mereka.

Intermezo :

* Tropaz adalah pasukan elit Portugis yang dipersenjatai lengkap. Berbadan tinggi besar dengan wajah dipenuhi brewok. Sangat ahli menembak di atas kuda. Banyak tentara kita yang nyalinya sempat ciut ketika harus berhadapan dengan mereka.

* Teman saya harus rela memotong jarinya sendiri akibat tergigit ular hijau saat bermain-main dengan ular di dalam bivak alam.

* Bosan karena tidak mendapat balasan surat dari isterinya, akhirnya teman saya Sersan Kio sempat mengirimkan bulu anunya ke dalam amplop surat untuk dikirimkan ke isterinya. Dalam pesannya ia menulis, “Apakah kamu sudah lupa dengan ini?".

Thursday, November 15, 2007

Capek Dech...

Hmmm, "capek" adalah kata yang sangat tepat untuk menggambarkan hari ini. Mulai dari mataku melihat bantal yang diwarnai corak ilerku hingga larut malam aku harus masih tetap bekerja, padahal aku sudah rindu untuk menambah satu "pulau" lagi di bantalku. Yah, beginilah nasib seorang buruh pabrik film. Tak kenal waktu, mencoba untuk setia terhadap tanggung jawab walau retina ini telah lambat dalam mengambil fokus. Apa aku harus lari ke hutan belok ke pantai? Yu...

Ah, ditemani oleh kawan senasib seperjuanganku lumayan dapat menemani malam ini. Hmmm... kawan yang malang, ingin hati berbagi kata apa daya dia telah tertidur di samping meja komputer.

Tapi, setelah ku renungkan ternyata memang hampir setiap hari aku seperti ini. Menjadi seorang workaholic yang tangguh. meskipun aku masih bingung dengan pekerjaanku saat ini. yang penting dapet gaji lah tiap bulannya. Yah, lumayan untuk membeli sarung bantal untuk membuka lahan baru reklamasi pulau, ya kalo bisa sech sekalian kasurnya soalnya udah mirip kaya tempat sabun.

Udah ah lemesz nech...

Ya Allah tolong, disuruh meeting lagi sekarang.
Come on Tom, Get the Spirit, Keep Rock, and Crazy Think!
Matahari Malam

Friday, October 12, 2007

Puasa, Lebaran, Maaf, Bertemu Kembali

Alahamdulillah, akhirnya tiba juga di penghujung Ramadhan. Terbatas satu hari menuju kemenangan. Dimana kita kembali ke fitrahnya, suci bersih tak berdosa dalam hari berjuta kata maaf diucapkan.
Kini, hanya terbilang hitungan jam saja..aku tak sabar untuk bersenandung Takbir atas namamu ya Allah. Merenungkan apa yang telah kuperbuat selama bulan Ramadhan. Insya Allah, untuk kedua kalinya aku berhasil "tamat" dalam menjalankan puasa sebulan penuh. Meskipun tak tahu seberapa besar pahala yang aku dapatkan. Aku hanya bisa berharap puasa ku pada tahun ini mendapat ridla-Mu ya Allah. Dan, Izinkan aku untuk bertemu kembali di bulan yang sama pada tahun depan ya Allah... Amin ya Rabbal Alamin

Selamat Hari raya Iedul Fitri
Taqaballallahu mina waminkum, wasyiamana wasyiamakum.

Saturday, September 29, 2007

Si Sumbang Pembawa Berkah

Jumat kemaren di kantor gw rame banget Cuy, ada bazaar, lomba busana muslim, lomba vokal religi, lomba adzan, marawis, etc. Halaman depan Trans TV pun ampe penuh ma orang yang jualan, belanja, mondar-mandir, mobil yang mo masuk, perasaan bukan kaya di kantor dech, tapi gw suka soalnya rame bisa jadi alternatif refreshing kan.
Busye...t (atau mungkin karena panasnya matahari pada saat itu) ternyata gw ngeliat pemandangan yang sangat menggoda iman abiezzzz, beberapa orang diantara mereka dengan segarnya menyantap dan meminum jajanan bazar, mulai dari sirup es, jus buah, es campur, kolak, dll sebelum jam buka puasa Glek... (Hay syetan jangan lah kau mendekat, Hussh.. pergi sana..!) Luar biasa godaan dari orang-orang noni (non islam) itu.

Oiya, pada hari itu gw ma enam orang teman gw ikutan lomba grup vokal Religi antar perusahaan yang bertempat di menara Bank Mega. Wah, kayaknya gw paling jelak dech suaranya, secara yang laennya emang penyanyi semua. Si Asep penyanyi Band, Si Indri penyanyi apa ya...pokoknya Idol lah, Mas Adit penyanyi Gereja, Iwan penyanyi Dangdut, Heru penyanyi Jazz, na' Gw cuma penyanyi toilet doang. Tapi bodo ah, yang penting gw nyoba apalagi lagunya bernafaskan Islam. Hidup Jihad haha!!

Singkat cerita, tim gw ternyata jadi tim perdana alias nomor urut pesertanya no 1 bo... Wah, gw mah cuma ada satu kesan pas naek panggung tuch, Nepreus banggetttt. Alhasil gw mengeluarkan nada-nada sumbang yang tak senonoh. Waduh tambah jiper nich gw..
Oiya, btw tim gw bawain lagunya Ungu "Surgamu", Lw tau kan?
Pokoknya pas beres nyanyi, semua temen gw ngerasa penampilan grup "kunfayakuun" (nama tim Trans TV) kacau abiezzz. Otomatis, kita segera ngilang dari keramaian buat nyelamatin harga diri. (lari...)

Tapi eh Tapi, ternyata tim gw berhasil mendapat juara 3 bo... Sebuah prestasi gemilang untuk tim bersuara sumbang (mungkin gw doang kalee). Walaupun demikan, gw sangat bersyukur sekali ternyata gw bisa berprestasi dalam hal membesarkan nama-Mu ya Allah... meskipun cuma lewat lagu..

waduh ternyata hari itu gw mendapat dua buah kenikmatan yang patut disyukuri yaitu, tamat puasa amepe buka trus juara tiga grup vokal religi. Alhamdulillah...

Lirik "KYTA"

Lagunya keren Banget....

Kertas - Kekasih Yang Tak Dianggap
Posted by pemulung under Kertas Band

aku mentari tapi tak menghangatkanmu
aku pelangi tak memberi warna di hidupmu
aku sang bulan tak menerangi malammu
aku lah bintang yg hilang ditelan kegelapan

selalu itu yg kau ucapkan padaku

reff:
sebagai kekasih yang tak dianggap
aku hanya bisa mencoba mengalah
menahan setiap amarah

aku sang bulan tak menerangi malammu
aku lah bintang yg hilang ditelan kegelapan

repeat reff
sebagai kekasih yang tak dianggap
aku hanya bisa mencoba bersabar
ku yakin kau kan berubah

repeat reff

Monday, August 27, 2007

FUCK YOU!

Setelah sekian lama, baru hari ini gw ngerasain lagi adrenalin gw nanjak ampe ujung kepala gw. Rasa nafsu kesal memenuhi hati dan otak gw, untung aja otot gw ngga. Kalo aja "id" gw gak besar, mungkin dah gw tonjok mulut si Kaluman itu. Karena semua perkataan yang dikeluarkan dari mulutnya itu selalu berbelit-belit dan selalu menyinggung perasaan gw n temen-temen seperjuangan gw, bahkan seperti merendahkan.

Emang lo pikir gw bodoh apa? mau maunya nurutin semua omongan lo. Sorry yey....gw bukan kambing bego. Lo tuh mang serakah dan lo akan tertawa ketika orang yang lo anggap sebagai saingan lo tersungkur oleh segala hasutan lo. Tapi, sorry ye.. gw gak level tuch saingan ma lo, gw gak bakal saingan sama lblis, karena gw bukan orang type lo.

Dimata gw, lo tuch tidak lebih dari seorang pengemis yang serakah.

Just one word to describe u; KEHED SIAH MANEH

Wednesday, August 8, 2007

ORANG TERBAIK

Tahukah kamu siapa orang baik itu?

"Orang yang baik adalah orang yang sangat bisa memahami keadaan dirinya dan orang lain, dan ia mengerti apa yang harus ia perbuat untuk diri dan orang lain itu."